Kemenangan Bintang-Salmaza Untuk Siapa?
Wednesday, July 18, 2018
Add Comment
Derap emosi saat pertarungan memenangkan kursi nomor satu di
Kota Subulussalam dalam kontestasi Pilwalkot beberapa waktu lalu mulai mereda.
Tapi hangatnya masih terasa di dada. Terutama kekhawatiran para timses dan pendukung
pasangan yang kalah akan bayang-bayang pemecatan, mutasi dan diskriminasi yang
akan diterima.
Dikutip dari serambinews.com pria berkumis tipis dengan nama
lengkap Affan Alfian Bintang ini bertutur, secara pribadi dia tak pernah menaruh
kebencian terhadap paslon lain meskipun dalam pilkada lalu terjadi gesekan
karena hal itu dianggapnya sebagai dinamika politik.
Menurut Bintang, tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh
warga yang tidak mendukungnya, termasuk pejabat. Semuanya akan ia rangkul untuk
membangun Subulussalam lebih bermartabat.
Meskipun dalam pidato perdana kemenangannya, walikota
terpilih, Bintang mengatakan bahwa ia tidak memiliki sentimen dan dendam kepada
pihak-pihak yang berseberangan. Begitulah was-was tetap bekerja dalam detak
jantung manusia, malang tak dapat ditebak
untung tak dapat diraih. Hati manusia siapa yang tau? Ucapan dan perbuatan
kadang bisa saling berbenturan dan kadang berbanding terbalik. Wajar khawatir
bergelayut di benak atas takdir pemecatan dan mutasi.
Melihat sepak terjang sosok Bintang semasa susah dahulu.
Kita melihat bagaimana perjuangan sulitnya untuk menghadapi hidup.
Perlahan-lahan mulai beranjak naik. Nasib mujur membawanya menjadi wakil
walikota dan kini menjadi walikota Kota Subulussalam. Lahir dari Rahim rakyat
dan semoga bisa memperjuangkan kepentingan rakyat. Kekuasaan telah digenggaman,
saatnya membuktikan.
Bagi rakyat susah, keadilan itu hanyalah masalah perut. Bagaimana
mereka bisa tersersenyum saat perutnya keroncongan? Kenyangkan perut rakyat
maka hatinya akan kau dapat. Bukankah kita percaya bila perut terisi
mulut akan jinak. Bila perut lapar mulut akan berteriak. Tapi ingat! Kenyangkan
semua perut warga. Jangan bergerak untuk santu golongan, satu kelompok, dan
suku tertentu saja.
Sebagai rakyat, nyata-nyatanya kebahagiaan adalah saat
tercukupinya sandang, pangan, papan, dan selebihnya (jika berkesempatan)
diakhir pekan bisa menyalurkan bakat, hobi, kreatifitas dan berekreasi ke
tempat wisata terdekat sekedar melepas penat.
Maka bila masih ramai terdengar jerit tangis jasad-jasad
luka di lorong yang tak terjamah tangan mulia Pak Wali, saya katakan pekerjaan
anda dan tim anda NOL BESAR.
Terbanyak dibaca:
0 Response to "Kemenangan Bintang-Salmaza Untuk Siapa?"
Post a Comment