Harap-harap Cemas Mengawal Keputusan Ijtima Ulama



Sudah 10 hari sejak forum ijtima' yang digagas oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama menelurkan rekomendasi capres dan cawapres pilihan umat, atau 2 hari jelang pentupan pendaftaran Capres-Cawapres, tetapi sampai sekarang belum ada keputusan yang pasti apakah hasil musyawarah itu diakomodasi partai-partai koalisi penantang petahana.

Tak ada jaminan akan diterima. Sejak awal, Prabowo sudah mengeluarkan pernyataan bahwa hasil ijtima itu hanya saran. Bukan dipandang sebagai amanah umat yang mesti dijaga. Meski, pihak yang pro pada keputusan itu harus tahu diri juga, bahwa tidak semua ulama atau komponen umat Islam hadir di Hotel Menara Peninsula kemarin.

Baca: Nasehat Keras Umat Islam Untuk Pak Prabowo

Mereka yang berkumpul sejak Jumat (27/7/2018) hingga ahad (29/7/2018) lalu adalah para ulama dan dai yang sudah terlihat nyata keberpihakannya pada umat Islam. Ketika mereka menggelar aksi yang bertajuk 212 yang dihadiri ratusan ribu massa di Monas dan sekitarnya, serta aksi sebelum dan sesudahnya.

Mereka bukan politisi yang punya ambisi pribadi. Tetapi ulama dan da'i yang berjuang di ranah kultural dalam membina umat. Yang mereka inginkan adalah melihat negara ini dipimpin oleh sosok yang paham agama. Agar ada yang membenahi krisis akhlak di tengah masyarakat - yang kronis terjangkit narkoba hingga korupsi - serta memperjuangkan aspirasi umat Islam. Karena itu lah ada dua ulama yang direkomendasikan mereka: Habib Salim Segaf Aljufri serta Ustadz Abdul Somad.

Menurut saya, sejatinya bukan Prabowo yang menjadi fokus harapan ulama. Tetapi dua nama cawapres yang diajukan. Prabowo, seperti yang pernah ia akui kepada media ( https://pemilu.tempo.co/read/589149/prabowo-saya-tak-taat-menjalankan-ritual-agama ) bukanlah muslim yang taat. Hanya saja ia adalah simpul para oposan. Ia memiliki sumber daya berupa mesin partai serta pendukungnya dan menjadi ikon sebagai kekuatan yang mengimbangi petahana.

Sehingga bisa diartikan bahwa rekomendasi tersebut adalah "titipan" kepada Prabowo agar Indonesia dipimpin orang yang mengerti syariat. Agar kekuatan nasionalis bisa bergandengan dengan kekuatan Islamis dalam membangun negara ke depan. Kini bolanya ada di Prabowo, apakah mengakomodasi atau tidak.

Bila akhirnya Prabowo menggandeng satu dari dua nama itu, alhamdulillah. Saya sangat yakin umat Islam akan all out di pilpres kali ini. Tetapi bila tidak?

Jelas Prabowo akan menuai rasa kecewa umat Islam yang hampir lima tahun belakangan menaruh harap kepadanya, diwakili oleh PKS sebagai kekuatan politik Islam yang tetap setia dalam satu koalisi oposisi menghadapi rezim. Akan menjadi antiklimaks kalau di gerbang perubahan Prabowo malah berbeda sikap meninggalkan pihak yang selama ini setia kepadanya. Di luar analisa apakah mereka akan mengubah pilihan di bilik suara atau tidak.

Kekuatan Islam akan memetik pelajaran bahwa mereka harus mandiri dalam percaturan politik. Mereka harus membangun kekuatan politik Islam yang lebih kuat ke depan. Tak perlu bergantung pada sebuah pecahan kekuatan nasionalis.

Karena ketika seseorang terjun ke dunia politik tanpa niat lillahita'ala, sudah barang tentu niatnya adalah kepentingan pribadi. Untuk mengakomodasi aspirasi umat, harus ada hitung-hitungannya dulu. Sebaliknya, aktivis dakwah yang lillahita'ala dan bisa menjaga diri, bila terjun ke dunia politik, niscaya ia akan bersikap nasionalis dan tulus membangun bangsanya.

Saat ini kesadaran berislam sedang bangkit. Lalu dikatalisis oleh momentum 212. Bila UAS tidak dipilih menjadi cawapres, semoga ia terus menyerukan semangat mewarnai politik dengan akhlak dan aspirasi Islam seperti yang sudah-sudah dalam ceramahnya. Juga ulama-ulama GNPF dan yang sepandangan, teruslah edukasi umat Islam untuk tidak buta politik! Dan partai Islam khususnya PKS, teruslah menjaga diri agar bisa dipercaya menjadi tumpuan umat! Mudah-mudahan, 5 tahun lagi ada capres/cawapres yang diridhoi dan menjadi harapan kalangan islamis.

Zico Alviandri

0 Response to "Harap-harap Cemas Mengawal Keputusan Ijtima Ulama"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel