Lagu 'Aisyah dan Munculnya Kelompok Kontra Klaster Naif

Sumber Foto: pondokislami.com
Note: Penulis cenderung ke pendapat UAS dalam hal ini. Dan tidak berusaha membenturkannya dengan pandangan Buya Yahya
Ada cover musik islami sedang trending di youtube, dihujat. Ada dua alasan bagi kelompok kontra. Pertama, musik itu haram (lupakan hal ini, berdebat akan menghabiskan waktu dan adab. Bergeraklah dengan landasan dan keyakinan masing-masing. Sudah cukup ikut pendapat ulama)
Alasan kedua, lirik musik ini rada kurang pas. Seperti ada cita rasa drama korea picisan 'gurih-gurih enyoi'. Menggambarkan Ummul Mukminin 'Aisyah r.a. layaknya gadis bucin manja gimana gitu. Khawatir akan berkurangnya kharisma 'Aisyah sebagai sosok pendamping pejuang nan cerdas lagi anggun penuh wibawa.
Bagi yang berpendapat musik itu haram tak perlu beranjak membahas alasan kedua. Cukup dengan dua kata saja 'pokoknya haram' habis cerita.
Sekarang kita masuk pada kelompok yang kontra dengan alasan lirik.
Jujur saja lagunya syahdu bukan? Jujur saja mendengar lirik lagu 'Aisyah ini jiwa anda jadi kesengsem ala novel teenlit kan? Adakah jiwa jomblomu memberontak.
Kalau anda merasa geli yang menjurus perasaan jijik pertanda anda lahirnya bersamaan dengan penyanyi 'rumput yang bergoyang'.
Ataukah anda penganut romantisme tak butuh. Cinta tak bicara lewat lirik dan kata. Ok ok, sampai disini kita paham posisi anda.
Jika anda kerap berdamai dan cenderung menikmati meski sesekali, nasyid romantis 'kupu-kupu cinta', 'menanti cinta di belahan jiwa', 'sajadah cinta', 'istikharah cinta', 'panci cinta', 'kuali cinta' dan 'kompor cinta' (tiga judul terakhir, kalau mau, silahkan dikarang liriknya, mana tau viral) Anda tak patut berada di barisan yang kontra. Kalau tetap 'keukeuh' anda akan kita masukan dalam kelompok kontra klaster naif. Cukup tau aja.
Kekhawatiran akan berkurangnya kharisma sosok 'Aisyah r.a. dari lagu ini kurang berlandas. Butuh penelitian lebih lanjut, seperti misalnya diajukan pertanyaan pada khalayak apakah setelah mendengar lagu ini menjadi berkurang ketakziman pada 'Aisyah r.a., lalu saat mendengar lagu ini adakah tergambar sosok 'Aisyah r.a. seolah tampak seperti Syahrini, misalnya.
Bila jawabannya tidak, maka kekhawatiran itu menjadi berat untuk dijadikan alasan untuk kontra. Tidaklah bisa perasaan personal dijadikan hukum atas sesuatu.
Iya, tapi liriknya itu lo melalaikan.
Nonton tinju itu juga melalaikan, bahkan olah raga tinju termasuk yang tidak dianjurkan, tapi mengapa kita mengelu-elukan Khabib Nurmagomedov.
Nonton bola juga melalaikan. Auratnya tampak. Tapi kita dengan semangatnya membangga-banggakan Mohamed Salah karena dianggap mengharumkan nama Islam.
Mengapa tidak kita terapkan standar yang sama pada kasus lagu 'Aisyah.
Ya, liriknya memang picisan. Tapi bukankah drama picisan korea yang kita maki-maki itu digandrungi remaja bahkan dewasa kebanyakan.
Tidak bolehkah kita berasumsi bahwa saat orang gandrung dengan drama korea, lagu boy/girl band, lalu mereka mendapati lagu ini lantas menarik kesimpulan bahwa Islam itu juga romantis lo ternyata. Islam itu ada juga sisi-sisi dramanya. Ngapain lagi nikmatin lagu blakpink, lagu 'Aisyah ini lebih sweet lo.
Saat mereka jatuh cinta pada lagu 'Aisyah, mereka juga otomatis jatuh cinta pula pada sosok 'Aisyah r.a. dan Nabi Muhammad saw. Bila telah jatuh cinta pada sosoknya maka apapun hal tentangnya akan dicari, diburu dan dimiliki. Dan di situlah baru terbuka sejarah betapa kehidupan 'Aisyah r.a dan Nabi Muhammad saw. bukan hanya sekedar cubit-cubit hidung, lari-lari bareng dan baring-baring manja saja.
Mari melihat dari pandangan luasnya. Kita tarik persoalan ke sisi dan arah positifnya. Pemuda hijrah kiblat kaum millenial punya magnet tersendiri kearah itu. Hanya butuh sentuhan dan bimbingan kita. Bukan makian.
Persoalan lainnya anak-anak ingusan bau kencur juga ikut-ikutan nyanyi, terdengar gak pantes aja. Ya, itu mah tugas orang tua yang kudu nasihatin "Adek, nyanyi lagu gitu, gak pantes tau. Entar udah gede baru boleh. Belum cukup umur, malu sama Allah".
Anak bau temulawak dimana-mana memang suka ikut-ikutan. Waktu booming-boomingnya lagu 'cinta satu malam' aja mereka kesana kemari bersenandung 'cinta satu malam oh indahnya'. Alamak jang! Astagfirullah...
Bray...
Saat anda 'eneg' dengerin lagu 'Aisyah ini, selamat tinggal. Lagu ini bukan untuk orang seperti anda yang imannya matang. Lagu ini buat para pemuja boyband untuk balik arah kembali ke jalan yang benar.
Anda masih kontra?
Silahkan. Sini kontra kan saya tolong bayarin.☺️🙏

Oleh: DC Habibillah
Yang hanya 3 kali saja menonton lagunya (untuk kebutuhan tulisan). Buat diri sendiri, gak tertarik menikmati lagu, mungkin saya lahirnya bersama generasi pelantun 'rumput yang bergoyang'😁

0 Response to "Lagu 'Aisyah dan Munculnya Kelompok Kontra Klaster Naif"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel