Gerbang Usia (Puisi)
Friday, January 2, 2015
Add Comment
Dimana hidup bagai melewati pasar, hilir mudik nan berisik
Menuju lorong sunyi gulita masa senja
Hendak kemana jiwa terbawa
Melewati arung jeram berkelok dan berbatu
Dengan perahu lalu, sudah pun lelah ia melaju
Menghantar jiwa yang remang di sudut cahaya
Duhai malam, tak mengapa kau selimuti berjenak tubuhku
Tapi yang kurindui adalah hangatnya mentari esok pagi
Tak mengapa terparut luka selegam jelaga
Masih ada secawan penawar sejernih telaga
Lupakan saja kemarin musim badai
Adalah hari ini musim semi indah merekah
Bukankah selaksa warna tak dapat terdefenisi
Meski seluruh ranting jadi pena dan seluruh air laut jadi tinta
Begitulah cinta.
0 Response to "Gerbang Usia (Puisi)"
Post a Comment