Lillah Ataukah Lelah?
Tuesday, May 22, 2012
Add Comment
“Aku
sudah terlalu lelah, menapakinya sendiri, ingin membakar kemungkaran tapi malah
aku yang terbakar. Ingin menabur kebajikan, tapi aku terlalu sibuk menebar
hingga ruhku sendiripun tidak tertuai kebajikan” ungkap sang hati.
Begitulah
keraguan akan jalan yang kini tengah kita tempuh. Sesekali keyakinan itu muncul
dan memberi energi baru untuk meniti tangga. Namun seketika itu juga ia lenyap
tak berbekas. Titik jenuh itu tidak bisa tidak akan datang menghampiri. Jika
tidak sekarang mungkin lusa. Jika tidak lusa mungkin sebulan atau setahun yang
akan datang. Tidak juga kau atau aku yang bisa menghindari itu.
Setiap
permulaan pasti akan ada akhirnya, tapi kapan? Nah, lagi-lagi ini hanya masalah
waktu dan komitmen. Tapi keyakinan itu haruslah terpatri kuat dalam hati bahwa
ini akan ada ujungnya. Bahkan kehidupan ini ada ujungnya. Nanti ketika
kenikmatan syurga telah diraih barulah kelelahan itu sirna. Sebab tidak ada
kelelahan di surga.
“Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari
karunia-Nya; didalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa
lesu." QS. Fathir:35
Tangga
itu, lagi-lagi jiwa ini mesti terlempar kembali ke tangga sebelumnya – tangga
awal. Penyebabnya adalah setitik dosa yang lagi-lagi diperbuat. Setiap kali
janji terucap mantap, saat itu pula jiwa mencoba menghianati. Ikrar hanya
tinggal ikrar. Padahal Allah tak pernah khianati janji.
Limpok, 20/03/11
Di keheningan malam
0 Response to "Lillah Ataukah Lelah?"
Post a Comment