Ghufran, Imam Muda Hafiz Quran dari Subulussalam yang Anti Pacaran
Wednesday, August 1, 2018
Add Comment
Cepologis.com - M. Ghufran Zakira, yang biasa disapa Ghufran mulai dikenal
lantaran kerap menjadi imam di berbagai masjid di kota Subulussalam. Suaranya yang
fasih dan merdu membuat jamaah kerasan menjadi makmum dibelakangnya. Berikut 5
fakta tentang Ghufran yang Cepologis rangkum langsung dari sumbernya.
1. Imam Muda Hafiz Quran
Ghufran merampungkan 30 juz hafalan Qurannya pada 30 Juni
2015 lalu. Pemuda yang tumbuh dan besar dari kota yang langitnya berselimut
petir ini tidak seperti kebanyakan anak muda lainnya. Aktivitasnya selain
mengikuti perkuliahan di Fakultas Teknik Unsyiah beliau habiskan di Mesjid Jami’,
Kopelma Darussalam. Jamaah masjid kampus sudah sangat mengenal imam muda yang
berperawakan tinggi ini.
Beberapa kali diminta untuk menjadi imam pada saat Idul
Fitri dan Idul Adha tak membuatnya merasa jumawa dan busung dada. Justru di
situ ujiannya. Bagaimana hafalan Quran harus menjadikan hati semakin jernih
bukan malah semakin terkotori.
“Banyak kemudahan yang didapat setelah menghafal Quran” tutur
Ghufran saat ditemui Cepologis. Ia melanjutkan, “mungkin yang paling kerasa,
mudah dapat teman yang baik, dan bisa menginspirasi banyak orang.”
2. Peduli Lingkungan dan
Persatuan
Meskipun lahir di Banda Aceh pada tanggal 13 April
1999, Ghufran sesungguhnya tumbuh dari nafas debu Kota Subulussalam. Aroma tanahnya
menyesap jadi memori tak terlupakan. Kehidupan warga yang harmonis dan menjunjung
toleransi serta menghargai sesama adalah ciri khas yang membuat Ghufran rindu pulang kampung.
Meski demikian, kadang Ghufran merasa risih saat pilkada
tiba. Masyarakat Kota Subulussalam jadi lebih sensitif dan hal ini terkadang
memicu konflik bahkan bisa berujung pada rusaknya hubungan kekeluargaan yang selama ini
aman-aman saja. Meski ini jadi sesuatu yang lumrah terjadi saat pilkada, tapi
Ghufran tetap berharap masyarakat bisa rukun dan damai meski berbeda
pilihan.
3. Anti Pacaran
“Ya, Pacaran bisa menghabiskan energi dan waktu. Yang kita
kejar adalah cita-cita. sadar atau tidak perilaku pacaran adalah jalan mengubur
cita-cita,” tegas Ghufran sambil sesekali matanya mengedar melihat barisan
buku-buku di atas rak.
Menurutnya, mengikuti organisasi dan kegiatan positif adalah
jalan meninggalkan kebiasaan pacaran. Sehingga tak ada waktu untuk
mengingat-ingat seseorang yang tidak halal untuk kita. Fokuslah dan lupakan
maksiat.
“Hidup terlalu rendah bila untuk bermaksiat.” ujarnya mantap.
4. Ghufran Anak Muda
yang Berprestasi
Pernah mengecap sekolah di SDN 6 Subulussalam lalu
dilanjutkan SMP dan SMA Al-Fityan School Medan Ghufran mantap meniti karir
akademiknya di kampus kebanggan Jantong Hate
Rakyat Aceh, Unsyiah. Organisasi kampus yang diikuti adalah Lembaga
Dakwah Fakultas (LDF) FUAT dan Himpunan Teknik Kimia (HIMTEK). Di UP3AI beliau
ikut membantu mengajarkan membaca Al-Quran dengan menjadi mentor bagi adik-adik
letingnya.
Di bidang Al-Quran, Ghufran pernah meraih juara 1 Musabaqah
Hifzil Quran (MHQ) 10 Juz Kota Subulussalam. Juara 3 MHQ 1 Juz Antar pesantren
se-SUMUT. Juara 1 MHQ JSIT Nasional di Palembang. Delegasi MHQ 10 Juz Putra
Unsyiah pada MTQ Mahasiswa Nasional di Malang.
Sahabat, Kira-kira lidah siapa yang tak berdecak kagum melihat
prestasi-prestasi Ghufran? Apalagi menghafal Quran itu enggak gampang. Semoga Allah memberikan berkah dalam hidupnya dan
semoga Kota Subulussalam semakin berkah karena memiliki banyak putra-putri yang
hafal dan cinta dengan Al-Qur’an.
5. Ustad Adnan Sang Motivator
dalam Menghafal
Saat ditanya siapakah yang paling mempengaruhi keinginan
menghafal Quran selain ayah dan bunda, Ghufran tak sungkan menjawab Ustad
Adnan. Bagi masyarakat Kota Subulussalam, siapa sih yang tidak kenal dengan sosok Ustad Adnan. Direktur Lembaga
Tahfizul Qur’an (LTQ) Thariq Bin Ziyad yang banyak mencetak anak-anak yang
hafal Quran.
Lembaga Tahfiz Qur’an yang dipimpinnya sampai-sampai tak
mampu menampung luapan santri yang ingin belajar Al-Quran. Mau tidak mau karena
alasan tempat dan ruangan membuat Ust Adnan membatasi dengan menyeleksi santri
yang ingin masuk.
Menurut Ghufran, LTQ merupakan pabrik pencetak generasi
unggul, cerdas dan Qur’ani. Subulussalam patut berbangga memiliki lembaga yang concern terhadap Al-Quran. Mendidik anak
agar mau belajar dan menghafal Al-Quran.
Untuk menjaga hafalannya Ghufran kerap melakukan muraja'ah setelah shubuh dan setelah
shalat magrib. Bila disebut tempat yang paling diinginkan pemuda yang hobi
olahraga futsal dan tenis meja ini kunjungi, ia adalah Madinah Al Munawarah.
Ditanya iseng kapan menikah, Ghufran tersenyum, “Setelah
selesai S1, mungkin” katanya singkat sambil mengalihkan pembicaraan. Kami mendengar banyak orang tua yang memiliki anak gadis memperhatikan Gufran secara khusus. Barangkali ingin menjadikannya menantu.
0 Response to "Ghufran, Imam Muda Hafiz Quran dari Subulussalam yang Anti Pacaran"
Post a Comment