4 Cara Menemukan Teknik Gaya Menulis Anda
Friday, August 10, 2018
Add Comment
Cepologis.com - Menulis adalah pekerjaan memintal keabadian. Anda ingin dikenang sebagai penulis seperti apa? Tulisan yang biasa-biasa saja akan terlihat istimewa jika gaya menulismu punya kekhasannya tersendiri. Apakah gaya menulis itu merupakan bakat?
Gaya menulis
itu merupakan keunikan yang dimiliki oleh seorang penulis yang mungkin sulit
untuk ditiru penulis lain. Gaya menulismu itulah kamu. Ada yang menulis dengan
gaya khutbah, tukang dongeng, guru, motivator, atau bahkan pencela dan nyinyir
dalam tulisannya.
Saat kamu
telah mendapatkan gaya menulis yang khas milikmu, maka tulisanmu pun akan memiliki
nilai khas, otentik, dan tentunya unik. Sama halnya dengan kemampuan menulis
itu sendiri, gaya menulis bukanlah bakat, tapi ia dilatih dan dipelajari.
Cepologis
kali ini akan mengurai 5 cara menemukan gaya menulis agar tulisanmu berkesan. Yuk!
Disimak.
1. Kenali dirimu dan kecenderunganmu
Pertama, Kepribadian manusia
berbeda-beda sifatnya. Seperti koleris, sanguis, melankolis dan plegmatis. Gaya
menulis bisa dipengaruhi dari sifat bawaan dalam diri. Misalnya saja saya,
memiliki bawaan melankolis, mau tidak mau gaya menulis saya terkesan
mendayu-dayu dan bersayap. Salahkah? Jawabannya tidak. Seperti misalnya tipe
korelis dalam tulisannya akan terkesan garang dan to the point. Sanguis yang
menggebu-gebu dan plegmatis yang santai namun penuh kejutan. Salahkah? Sekali lagi,
tidak! Jadilah dirimu sendiri.
Kedua, kecenderungan setiap orang
menggambarkan sesuatu itu berbeda-beda dalam karya tulis. Jika kamu melihat
tempat yang kumuh, gambaran tulisan seperti apa yang kamu hasilkan? Apakah
dalam bentuk narasi yang kuat atau sebaliknya dengan deskripsi yang kuat. Bahkan
bisa jadi kamu menggunakan dua-duanya.
Jadi, gimana
dong caranya menentukan jenis tulisan yang kita buat? Jangan pusing. Menulislah saja dulu. Dengan sendirinya
tulisanmu akan terpilah dalam kategori yang mana.
2. Latar belakang Kamu apa
Gaya menulis
juga dipengaruhi oleh latar belakang. Jika kamu seorang saintis akan lebih
mudah bagimu menulis fakta-fakta terbaru atau hasil penelitian yang memiliki
sumber yang akurat sesuai dengan bidangmu.
Begitu pula jika kamu berlatar belakang sosial, seorang budayawan, artis,
politikus, ekonom, traveler dan lain lain. Menulis berdasarkan latar belakang bidang
yang digeluti akan lebih mudah dalam mengenal gaya menulis dan hasil tulisan
juga akan lebih greget.
Meski begitu,
gak haram juga sih jika kamu berkeinginan
menulis di luar bidangmu. Mulai menulislah tema apa yang paling kamu
sukai meski tak sesuai dengan latar belakangmu, saat itu mengalir bagai air
mancur, berarti di tema itu potensimu. Asah terus dan kembangkan.
3. Memilih Segmen Karya
Tentukan karya
tulis jenis apa yang lebih cocok untukmu.
Karya tulis fiksi atau non fiksi. artikel, cerpen, puisi, atau novel. Pilihlah
tema yang paling sering kamu bahas dalam karyamu. Tentunya tema yang paling kamu
kuasai. Targetkan pula kalangan pembaca tulisanmu. Semua ini mempengaruhi gaya
menulis.
Gampangnya, menulislah saja dulu. Setelah karya
jadi, secara otomatis kita akan mengetahui kearah mana cenderung segmen tulisan
kita. Bila masih ragu, kita bisa meminta bantuan teman atau mentor menulis untuk
menentukan segmen apa yang tepat dari karya kita tersebut.
4. Mencontek dari penulis lain
Gaya menulis
di pengaruhi oleh jenis bacaan yang kamu minati. Jika seseorang suka membaca
fiksi fantasi ia cenderung akan menyukai genre yang sama. Kepribadian kita
terbentuk dari apa yang kita senangi dan dari apa yang kita baca.
Mencontek
gaya menulis itu tidak haram dalam kepenulisan. Yang tidak boleh adalah plagiat.
Karya orang diakui sebagai karya sendiri. Hanya saja memang, saat kamu
mencontek gaya menulis dari penulis yang kamu senangi maka kamu akan terlihat
seperti bukan menjadi diri sendiri. Tetapi dalam tahap awal abaikan saja dulu. Lama
kelamaan kamu akan menemukan formulamu sendiri.
Ingatlah tips
ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). Saatnya nanti kamu akan merasa lelah dengan
tulisanmu yang mirip dengan tulisan orang lain, lalu sadar atau tidak kamu akan
memodifikasinya menjadi kamu banget.
Meniru adalah
proses belajar. Dan ini banyak dilakukan para penulis besar sekalipun sebelum
menemukan gaya menulis sendiri. Tidak percaya? Percayalah!
“Every great writer has imitated the
great writers before him or her. To find your voice, you have to take on the
voices of others.”
(Joe Bunting)
Cormac
McCarthy banyak mengambil gaya menulisnya dari penulis besar macam Herman
Merville, Samuel Chamberlain, bahkan dari Alkitab. “Faktanya adalah buku-buku
tersusun atas buku-buku yang sudah ada sebelumnya,” Tutur McCarthy . William Shakespeare konon
juga meniru pujangga besar Yunani dan Romawi kuno, yakni Ovid dan Plautus,
dalam sajak-sajaknya.
Kamu bisa
kok meniru gaya menulis dari beberapa penulis lalu kemudian kamu meramunya
hingga terbitlah gaya tulisanmu sendiri.
_________
Nah, sahabat
Cepologis jangan lupa pesan dari Cormac McCarthy “Hampir tidak ada karya agung
yang sepenuhnya orisinal.” Maka dari itu jauhilah bisikan negatif bahwa karyamu
harus murni, tidak boleh dipengaruhi oleh apapun dan siapapun. Sebab bisikan
itu hanya akan menyulitkanmu. Pada akhirnya kamu menilai karyamu tidak pernah
bagus. Dan bisa dipastikan kamu takkan pernah mau menulis lagi.
Salam Super
Pegel!
Terbanyak dibaca:
0 Response to "4 Cara Menemukan Teknik Gaya Menulis Anda"
Post a Comment