Bukan Hoax! Kenali Sosok Pemuda Subulussalam Penjaga Ulama dan Anis Baswedan Saat Pilgub Jakarta Kemarin



Dedy bersama gubernur jakarta Anis Baswedan























Cepologis.com - Tidak dapat dipungkiri bahwa pemilihan gubernur Jakarta beberapa waktu lalu benar-benar menyedot perhatian masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Media dan pengamat menyebut pilkada Jakarta dengan pilgub rasa pilpres.

Selain karena secara teritori Jakarta merupakan pusatnya ibu kota negara, tetapi kehebohan pilgub juga ditengarai karena ulah gubernur petahana sebelumnya yang ucapannya memantik kemarahan kaum muslimin dan para ulama.

Setelah itu berturut-turut para ulama dicari-cari kesalahannya, asal berbeda dengan penguasa diperkarakan. Siapa sangka, dalam suasana panasnya pilkada DKI kala itu, ikut serta didalamnya mengawal keamanan sosok pemuda dari Kota Subulussalam.

Biarlah foto di atas yang berbicara, tentang semangat yang menyala dan loyalitas yang tinggi kepada para ulama dan nilai kebenaran yang kini mulai digadai murah oleh banyak orang.  

Namanya singkat, Dedy. Seringkas cara pandang dan berpikirnya. Jalan pikirannya lurus dan tidak njelimet. Pria yang lahir tanggal 4 September 1977 ini paling asyik diajak ngebolang. Gunung Salak, Gunung Karang Banten, Gunung Semeru dan Sungai Alas pernah ditaklukannya. Rute maratonnya tak biasa. Keliling lingkar Pulau Sabang, Pulau Simelue, Pulau Banyak dan banyak tempat lainnya. Khatam sudah Keliling Aceh. Hutan belantara, sungai dan arena-arena ekstrim lain sudah menjadi sahabatnya. Saya memanggilnya dengan sebutan Bang Dedy.

Dedy saat maraton keliling pulau Sabang 
Saya pernah, diajak lari sore dengan beberapa pemuda binaan Bang Dedy menuju arah penuntungan. Kala itu tahun 2004, Penuntungan masih belum jadi objek wisata. Masih hutan dan dipenuhi semak belukar. Tanpa perbekalan kami tersesat dan tak tau arah pulang. Berputar-putar di dalam hutan hingga malam hari, melalui jalan setapak sampai buntu di jalan babi. Cukup epik bila dikenang.

Yang paling menggantung dalam memori kepala saya hingga hari ini adalah nasehat bijak dari Bang Dedy yang cukup singkat tapi benar-benar membekas, “Dimanapun, hidup kita, jangan kecewa dan jangan sakit hati”. Seperti sabda, kata-kata ini mengurat-akar jadi prinsip hidup saya.

Ciri-ciri fisik pemuda ini mudah diingat. Berperawakan proporsional, berkulit coklat tua, berkumis dan berjanggut tipis.

Kalau anda lihat hidupnya, bebas dari dendam dan sakit hati. Penyakit hati (dendam, kecewa dan sakit hati) susahnya dibawa sampai mati. Dedy menjauhi itu. Itulah mengapa Dedy selalu terlihat bugar dan tenang dalam pembawaannya.

Hal inilah yang menjadi bekal penting dalam kiprahnya di dunia politik. Bara konflik kontestasi di alam demokrasi selalu menyisakan luka, dendam dan kecewa. Hanya orang-orang yang mampu berpikir dengan pikiran yang jernih dan bertindak dengan fatwa dari nurani lah yang akan menjadi tokoh yang dicintai seluruh masyarakat. Tidak emosional, selalu memaafkan dan bersahaja dalam kehidupan. Saya melihat Dedy mampu untuk itu.  

Dedy aktif sebagai pengurus Muhammadiyah Kota Subulussalam pada majelis LCPR ( Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting). 

Pernah juga menjabat pucuk pimpinan tertinggi PKS Kota Subulussalam sebagai ketua DPD, tapi yang membuat Dedy betah adalah keanggotaannya dalam tim Pandu Keadilan yang biasa disingkat dengan Kepanduan. Kepanduan ini mirip-mirip Bansernya NU lah kira-kira. Keanggotaan Dedy dalam Kepanduan adalah sebagai Korsad (Pasukan elit Keamanan PKS). Mencapai jenjang itu tahapannya cukup berat. Melewati serangkaian latihan fisik layaknya militer. Dalam militer, kurang lebih Korsad setara jendral lah kira-kira jenjangnya.

Bersama dengan mantan presiden PKS Anis Matta
Ramah dan humble, adalah sifat yang tak dapat dipisah dari dalam diri seorang Dedy. Saya ingin mengajak anda bukan sekedar membacanya lewat tulisan ini. Tapi jika berkesempatan, mudah sekali menemui beliau di tempat kerjanya di bengkel Delta Dinamo, hanya beberapa langkah saja dari Masjid Taqwa Subulussalam. Berbincanglah lebih lama atau ajaklah beliau ngopi sekedar bertukar inspirasi. 

Pemilihan legislatif kali ini beliau maju sebagai caleg dapil Simpang Kiri nomor urut satu dari PKS. Saya tidak sedang mengajak anda untuk memilih Dedy. Tetapi jika anda bingung memilih siapa yang layak untuk mewakili suara anda di legislatif, informasi ini bisa anda pertimbangkan. Kewajiban bagi saya untuk menyampaikan kepada khalayak bahwa bila ada terpampang emas dihadapan mengapa harus berkeras memilih besi?      



Terbanyak dibaca:

Siapa Dalang Dibalik Kemenangan Bintang-Salmaza?

Kemenangan Bintang-Salmaza Untuk Siapa?

Sampai Kapan Subulussalam Banjir Tuak?

Berkunjung Ke Subulussalam, Perhatikan 6 Hal Ini

Tempat-tempat Paling Romantis Di Dalam Al-Quran

2 Responses to "Bukan Hoax! Kenali Sosok Pemuda Subulussalam Penjaga Ulama dan Anis Baswedan Saat Pilgub Jakarta Kemarin"

  1. Seperti fungsi bodyguard. Keamanan. soalnya banya orang-orang gila yang menyerang ulama dan ABW sewaktu pilkada.

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel