Terburu-buru Mengungkapkan Perasaan




Pertanyaan yang perlu anda jawab segera. Berapa harga yang anda inginkan bila hati dan perasaan anda dijual? Sebutkan nilainya. 1 juta? 100 juta? 1 milyar? 1 trilyun? Sebutkan saja. Jangan beranjak membaca tulisan sebelum anda menyebutkan. Sudah anda sebutkan? Mari kita lihat faktanya.

Saat ditanyai harga dari sebuah hati dan perasaan yang kita miliki, tentu hampir semua menjawab dengan harga yang tinggi. Bila ada nilai tertinggi, kita akan tetap mencari nilai yang lebih tinggi lagi, bahkan nilai itu bisa menjadi tak terhingga.

Demikianlah mulia dan sangat berharganya hati dan perasaan ini. Mengapa mudah sekali kita mengumbarnya dengan harga murah dan bahkan jadi tak lagi bernilai. Kita mengumbar hati dan perasaan kita seperti menjual ikan basah di pasar minggu. Adakah kita sadar bahkah kita tengah menikam prinsip hidup yang akibatnya - bila hati seumpama pohon - kita telah memangkas dahan-dahannya hingga hilang pesona bunga dan rerimbunan daunnya.

What’s wrong with you guys?

Terburu-buru mengungkapkan perasaan adalah seperti menjual hati dengan harga murah. Bila engkau seorang wanita, lelaki saleh mana yang mau membeli barang murahan yang dijajakan di emperan. Bila engkau seorang lelaki, wanita salehah mana yang menerima perasaan dan hati seorang lelaki playboy yang gemar membius seenak udel siapa yang disukainya.

Mengungkapkan perasaan tidak hanya melulu lewat kata-kata. Kadang-kadang dia tampil dalam bentuk ruh dan bersenyawa dalam setiap laku, tindak-tanduk yang mudah dibaca, senyuman yang tak biasa, pandangan yang penuh arti dan kegaduhan kecil yang timbul karena tiba-tiba muncul cemburu.

Hati-hati! Karena hatimu tengah dijajah oleh nafsu supaya mengungkapkan perasaan lewat cara-cara yang tidak terduga, tiba-tiba saja tanpa sadar kau telah kehilangan tampuk kedaulatan di singgasana hatimu.

Cara lain mengungkapkan perasaan dengan terburu-buru adalah dengan mengirimkan hadiah. Bukan dengan memberi seikat kembang merah dan sebatang coklat, sebab cara ini terlalu eksplisit menyatakan perasaan. Kita menggantinya dengan memberi hadiah berupa boneka, jam tangan, bahkan buku-buku tanpa sebab.

Di titik ini. Yakinlah sahabat. Bila ia benar wanita/lelaki saleh maka takkan mudah baginya menerima perasaan dan hati kita begitu saja. Kita harus dapat membedakan antara senang menerima hadiah dengan senang menerima pesan perasaan yang dititip lewat hadiah. Siapapun akan senang menerima hadiah. Ia pasti akan menyimpannya baik-baik selain juga sebagai bentuk dari menjaga perasaan si pemberi hadiah. Bukankah tak elok bila hadiah dikembalikan.

Pilunya, saat sudah dibanjiri hadiah, tapi perasaan tetap ditolak. Bunuhlah hayati di rawa-rawa bang! 

Tiba-tiba Ilfil 


Anda pernah mendengar kata ilfil? Yap, anak muda zaman sekarang kerap menyebut kata-kata ini. Berasal dari kata ‘ilang feeling (ilfeel)’ bisa diartikan sebagai perasaan tidak suka atau muak yang timbul. Terlepas dari perbedaan pengertian dan sumber, mari kita masuk pada substansi.

Hati-hati dalam ekspresi mengungkapkan perasaan. Alih-alih menebar pesona, eh malah ilfil yang didapat. Ini sama dengan coba-coba melempar manggis, pare yang dapat. Ngenes ya.

Menurut pengalaman saya dan istri. Dari hasil diskusi cantik di pagi yang segar. Kami menemukan kesamaan, dimana ilfil bisa muncul bahkan pada orang yang kita kagumi. Istri saya bagaimanapun perlu menceritakan, dahulu sebelum menikah banyak pria yang mengirimi hadiah mulai dari boneka, jam tangan, alquran, dll. Hadir di barisan pemberi hadiah itu orang yang dikaguminya. Serta merta menguaplah rasa kagum dari batinnya. Alih-alih semakin menyukai, yang timbul malah ilfil.

Tiba-tiba lamaran lelaki kurus, naïf nan kere seperti saya ini yang justru diterimanya. Yang tak pernah kirim hadiah, yang tak pernah ungkapkan cinta, yang tak pernah tampilkan rasa dalam laku, yang dingin saat bersua, yang kaku saat bicara. Tapi yakinlah, saya memiliki setidaknya dua sifat yang disukai para wanita di dunia. Humoris dan romantis. Heuheu… yang ingin muntah dipersilahkan!

Saya pun demikian. Bukan tidak pernah mampir rasa kagum pada sosok wanita. Tapi saat yang saya kagumi menjadi salah satu dari sekian orang yang terbaca memiliki perasaan yang ditampilkan lewat media komunikasi atau bahasa tubuh yang tak terduga kepada saya. Seketika kagum jadi menguap, perasaan sirna memunah dan terbitlah ilfil.

Lalu bagaimana caranya agar setiap orang bisa tertarik padamu. Daripada sibuk mengungkapkan perasan dan berkirim hadiah, baiknya anda coba praktekkan tulisan ini. 9 Trik Psikologis Agar Orang Tertarik Padamu

Demikian sahabat, bahayanya saat terburu-buru mengungkapkan perasaan. Dalam mengungkapkan perasaan lihat waktu dan caranya. Diwaktu yang tepat, saat anda benar-benar siap. Dan dengan cara yang tepat, lewat taaruf atau cara-cara syar’i yang diperbolehkan.


Nantikan tulisan-tulisan lengkap saya dalam buku Kacamata Majnun
Sabar. Belum bisa dipesan ya. Dukung dan doakan segera. Hehe... 



     
  
  



2 Responses to "Terburu-buru Mengungkapkan Perasaan"

  1. Ahh... Kapan 9 trik itu bs d baca? Atau blh sya baca d file yg akan mau d cetak? Wuhahahha

    ReplyDelete
  2. Tinggal klik hai bg. Baca terus artikelnya

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel