Siapa Aku, Siapa Dia
Sunday, January 25, 2015
2 Comments
Cepologis.com - Pada satu titik waktu bertanyalah jiwa tentang perkara batin
yang sesak di dada. Sebuah kalimat tanya sederhana namun rumit dalam makna.
Kemanakah jiwa terbawa? apakah pada lembah dalam berbatu
atau pada samudra luas membentang. Pertanyaan itu pasti kerap muncul sebagai
manifestasi dari kegamangan hidup. Sadar atau pun tidak kita semua pernah
merasakan ini. Tapi kita sedang tidak ingin membahas tentang tema pencarian
jati diri.
‘Siapakah Aku, Siapakah Dia’ adalah kalimat yang kerap
muncul sebagai pertanda keraguan atau ke-minder-an diri tentang status sosial.
Satu waktu, aku pernah menjadi saksi bagaimana batalnya
payung pernikahan berkibar karena pertanyaan yang mengandung makna ‘status
sosial’ ini. Seorang pria baik tak jadi menikah dengan wanita yang baik pula
karena alasan tak selevel. Mungkin masalah bukan pada mereka yang akan saling
menyarung cincin tetapi pada keluarga dan sanak famili.
Betapa nestapanya diri. Padahal, damai telah menyesap, rindu
menyelinap dan kupu-kupu cinta mulai bersayap. Jadilah ia bagai punguk merindukan
rembulan.
Tapi begitulah. Seringkali sabar jadi teman sejati. Meski setengah
mati aku benci pada kalimat ‘Siapakah Aku, Siapakah Dia’.
your words are absolutely cool. love it
ReplyDeleteSabar-sabar aja ya, babang pendaki. Dedek tunggu babang di pertigaan Subulussalam, nanti malam.
ReplyDelete