Siapa Aku, Siapa Dia

Cepologis.com - Pada satu titik waktu bertanyalah jiwa tentang perkara batin yang sesak di dada. Sebuah kalimat tanya sederhana namun rumit dalam makna.

Kemanakah jiwa terbawa? apakah pada lembah dalam berbatu atau pada samudra luas membentang. Pertanyaan itu pasti kerap muncul sebagai manifestasi dari kegamangan hidup. Sadar atau pun tidak kita semua pernah merasakan ini. Tapi kita sedang tidak ingin membahas tentang tema pencarian jati diri. 

‘Siapakah Aku, Siapakah Dia’ adalah kalimat yang kerap muncul sebagai pertanda keraguan atau ke-minder-an diri tentang status sosial. 

Satu waktu, aku pernah menjadi saksi bagaimana batalnya payung pernikahan berkibar karena pertanyaan yang mengandung makna ‘status sosial’ ini. Seorang pria baik tak jadi menikah dengan wanita yang baik pula karena alasan tak selevel. Mungkin masalah bukan pada mereka yang akan saling menyarung cincin tetapi pada keluarga dan sanak famili.

Betapa nestapanya diri. Padahal, damai telah menyesap, rindu menyelinap dan kupu-kupu cinta mulai bersayap. Jadilah ia bagai punguk merindukan rembulan.

Tapi begitulah. Seringkali sabar jadi teman sejati. Meski setengah mati aku benci pada kalimat ‘Siapakah Aku, Siapakah Dia’.

2 Responses to "Siapa Aku, Siapa Dia"

  1. your words are absolutely cool. love it

    ReplyDelete
  2. Sabar-sabar aja ya, babang pendaki. Dedek tunggu babang di pertigaan Subulussalam, nanti malam.

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel