Berkunjung Ke Subulussalam, Perhatikan 6 Hal Ini

Cepologis.com - Subulussalam merupakan kotamadya baru di Aceh. Tentunya banyak orang masih merasa asing dengan nama Subulussalam. Tidak sefamiliar nama induknya dahulu, kabupaten Aceh Singkil, yang terkenal dengan ‘Pulau Banyak’ nya. Jika sahabat berkunjung ke Kota Subulussalam, Beberapa hal ini mesti diperhatikan.

1.   Suku Pakpak makan orang?

Tenang dulu ya bro. Isu tentang suku Pakpak makan daging orang memang begitu santer sekitar puluhan tahun yang lalu. Menggali kebenaran sejarahnya juga menjadi sesuatu yang mengabur. Kalau anda tanyakan pada orang Pakpak, pasti mereka menyangkal kebenaran bahwa suku Pakpak kanibal.

Dalam kisah sejarahnya terdahulu diyakini oleh orang-orang suku Pakpak bahwa memang benar pernah ada kesatria yang memakan daging manusia. Saat peperangan melawan orang asing yang ingin merebut kekayaan daerah pakpak. Satu diantara pejuang suku yang dijuluki Si Jago Moccak memiliki keterampilan beladiri Moccak (Moccak adalah beladiri Suku Pakpak yang mirip silat). Dengan keberanian dan emosi yang tinggi berhasil membunuh musuh dan mengambil jantungnya dan langsung menggigit jantung tersebut (bukan ditelan). Tindakan ini membuat musuh lainnya terkejut dan lari kocar-kacir dalam ketakutan.

Nah, tersiar kabarlah kemudian keseluruh pelosok negeri kengerian suku Pakpak ini. Jadi kesimpulannya. Enggak betul itu orang Pakpak makan manusia. Bahkan malah Sumanto, sang pemakan daging manusia asalnya dari Jawa. Clear ya bro.

2.   Jangan sebut kata-kata ini

Jangan menyebut nama bapak atau ibu mereka. Tentunya dengan nada bergurau atau nyindir. Konsekuensi atas keteledoran kita menyindir ayah dan ibu mereka akan berakhir pada pertikaian atau bahkan kematian (menarik bukan? He he). Bagi kaum Pakpak di Kota Subulussalam sangat pantang menyebut nama orang tua mereka. Pantangan ini bahkan menyulitkan petugas administrasi atau pencatatan sipil. Jangan harap mereka akan menyebutkan ayah dan ibu mereka. Eh, satu lagi para istri juga pantang menyebutkan nama suami. Oh, betapa ribetnya bukan.

3.   Stop! Memandang terlalu lama

Yap. Jagalah mata kita. Tentunya memandang terlalu lama terhadap seseorang yang asing. Jika terhadap kekasih hati tak berlaku hal ini (heuheu.. ingat yang halal ya). Tentu orang merasa tidak senang jika dipandangi terlalu lama. Mereka akan merasa risih. Nah, apalagi biasanya ucapan pembangkit emosi saat pertikaian suku pakpak dimulai dari kata ‘mata mi!’ (mata mu!).

4.   Jangan bilang mereka suku Batak

Menurut pembagian dan juga turunan silsilahnya memang betul suku Pakpak merupakan pecahan dari suku Batak. Tapi mereka enggan untuk disebut suku Batak. Menurut mereka suku Batak terlalu kasar dalam penuturan bahasanya. Lagipula bahasa Pakpak dan Batak itu sangat berbeda kendati terdapat beberapa kata yang terdengar mirip. Jika diibaratkan sama seperti bahasa Jawa dan bahasa Sunda.

Terkait hal inilah yang paling sering dikeluhkan mahasiswa asal Subulussalam di kampus-kampus di seluruh Indonesia. Saat mereka berbicara semua orang akan bertanya dan mengatakan mereka orang Batak (hiks, sakitnya tuh disini). Hayoo.. yang pernah punya pengalaman begini acungkan tangan.

Ya eyalah bro. Orang loghatnya mirip banget dengan orang Batak, he he.

Nah ada satu lagi suku setempat yang sebenarnya masih juga pecahan dari suku Pakpak. Namanya suku Boang. Mereka tidak mau disebut suku Pakpak apalagi suku Batak. Suku Boang yang kerap disebut orang Pinggir Lae (pinggir sungai) diyakini bahasanya lebih lembut dari suku Pakpak meski pada penyebutannya banyak pula kesamaaan.

5.   Pakpak bukan kristen

Orang-orang suku Pakpak yang mendiami Kota Subulussalam itu mayoritas islam. Jadi jangan khawatir bila kunjung ke Subulussalam sangat sulit menemukan makanan halal. Semua halal termasuk pokok-pokok sawit, hi hi. Bahkan menurut data statistik hampir mencapai 100% masyarakat Subulussalam beragama Islam.

6.   Awas ada petir

Berhati-hatilah berkunjung pada musim penghujan. Kilat dan petir akan menghiasi langit Subulussalam. Raungan petir bukan hanya diatas langit tapi juga menjilat tanah dan semua yang ada diatasnya. Jadi berhati-hatilah, segera jauhi tempat-tempat yang memungkinkan tersengat petir seperti lapangan terbuka, tempat lembab yang dekat dengan arus listrik, dan tempat-tempat lain yang memungkinkan menghantarkan tegangan.

Nah, 6 hal di atas bisa jadi informasi awal untuk sahabat yang ingin mengetahui sekilas terkait Kota Subulussalam. Tulisan ini diambil dari berbagai sumber dan juga pengalaman penulis yang sudah menetap lama, sampai-sampai aroma tanah nya sudah mengkristal dalam hati.
Baca juga: Inilah Alasan Mengapa Harus Nama Subulussalam
Baca juga: Apasih Nama Kota Subulussalam Waktu Dulu

Informasi tambahan lain akan penulis bagi pada edisi-edisi selanjutnya. Banyak hal unik, indah dan menarik yang mesti diketahui oleh sesiapa yang ingin tahu banyak dengan ‘Kota Petir’ ini.

5 Responses to "Berkunjung Ke Subulussalam, Perhatikan 6 Hal Ini"

  1. Menarik materi nya .
    saya tunggu ya gan apa saja selanjutnya tentang SUBULUSSALAM.

    ReplyDelete
    Replies
    1. thanks, sudah berkunjung. semoga bermanfaat. :D

      Delete
  2. Senang ate membaca artikel men senina.. Semoga mata dan pandangan orang di luar SANA bisa terbuka tentang wilayah kota Subulussalam. Terima kasih info na

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel