Zikir Dalam Pipet (Dua Tahun Pemerintahan Zikir)

Siapa yang tak kenal pipet? Alat perlintasan air mineral berupa pipa yang berdiameter kecil. Ibarat setetes air yang berada didalam pipet. Zikir didalam pipet serupa air didalam pipet. Menariknya, air didalam pipet bergerak atas tekanan dan dorongan. Dan hanya ada dua arah yang mendorong air dalam pipet untuk dapat bergerak yaitu arah maju atau mundur. Tekanan atau gaya itu sangat penting untuk menggerakkan tetes air didalam pipet. Sekarang coba celupkan pipet pada air dalam sebuah wadah, lalu tutuplah salah satu sudut rongga pipet yang tidak menyentuh air menggunakan jari rapat-rapat. Angkat pipet dengan tetap menutup ujung salah satu pipet. Yang terjadi adalah air berhenti dan tetap diam didalam pipet. Tidak bergerak. Setelah tutup dibuka, air kembali mengalir.
        Kiasan ini terasa cocok untuk menyirat Dua Tahun Pemerintahan Zikir (dr. Zaini Abdullah dan Muzakkir Manaf). Mau tidak mau, suka tidak suka,  pemerintahan Zikir kini tengah berada didalam sebuah pipet. Untuk bergerak, selalu butuh dorongan dan dorongan itu datang dari masyarakat positif, sebab yang ingin dicapai adalah bergerak maju. Sedangkan tak bisa dihindari selalu ada dorongan negatif dari sisi yang berlawanan. Pemerintahan zikir sedang berada pada ruang di dalam pipet sempit. Hanya ada dua kata, maju atau mundur! Tapi lihatlah jika ruang gerak tarikan atau dorongan itu dibatasi atau ditutup. Pemerintahan Zikir akan menjadi jalan ditempat (stagnan) seperti air didalam pipet yang ditutup salah satu ujung rongganya. Ini penyakit!
      Kemauan untuk mengubah bangsa mengendap dalam diri setiap individu. Akan tetapi mencari orang yang mau berpeluh kerja untuk kemaslahatan khalayak ramai dengan ikhlas tanpa pamrih bisa dihitung jari jumlahnya. Mereka yang mau bergerak dan berpayah-payah menceburkan diri mewujudkan kemauannya itu sangatlah sedikit, diantara yang sedikit itulah sosok dr. Zaini Abdullah dan Muzakkir Manaf berada diantaranya. Pemerintahan zikir merupakan upaya pengejawantahan nilai cinta dan ketulusan untuk membangun negeri terlepas dalam perjalanannya terasa berat disebabkan kuatnya  tarikan atau dorongan-dorongan lain. Kita doakan saja.
         Tentu tulisan ini bukanlah tulisan berisi sanjung puji. Pun juga jauh dari kerasnya caci maki. Karena pujian dapat mematikan dan cacian menyebarkan kebencian. Semua disampaikan dalam ukuran yang tepat. Jangan terlalu tinggi dosisnya dan jangan terlalu rendah karna ini bisa membahayakan.
       Penulis blogger seperti saya adalah penulis bebas yang jauh dari tarikan-tarikan dan dorongan dalam sebuah pipet. Saya harus menyampaikan apa adanya. Bebas dalam berekspresi untuk menyuarakan kebaikan. Pemerintahan zikir sangat melindungi kebebasan berekpresi ini selama tidak mengganggu dan merugikan orang lain.
        Tidak terasa sudah Dua Tahun Pemerintahan Zikir terlampaui. Terlalu dini menilai kerja keras Zikir dalam kurun waktu 2 tahun. Saya berharap bintang dilangit masih tetap menggantung. Pemerintahan Zikir harus tetap memiliki optimisme dalam mengubah negeri ini menjadi madani. Kemampuan mempertahankan semangat mengubah dan menggugah ini harus mengkristal dalam jiwa. Meskipun banyak tantangan dan cobaan menghadang didepan mata. Jalan yang ditempuh para pejuang memang akan terasa berat dan terjal, tapi mereka para pejuang tidak pernah berhenti untuk berbuat.
         Kombinasi Zaini-Muzakkir adalah kombinasi keterwakilan usia. Dimana Zaini yang usianya cukup tua harus bijaksana dan berhati-hati dalam mengambil kebijakan dikombinasikan dengan Muzakkir yang muda, energik dan selalu melahirkan ide segar nan kreatif. Kombinasi ini harusnya menjadi kombinasi apik dan matang. Melihat potensi ini maka rasa optimisme rakyat Aceh semakin membuncah. Jika rakyat optimis dan pemimpin juga optimis, benteng setinggi apa yang tak bisa diruntuhkan untuk menggapai kemajuan dan kemandirian negeri?



          Tentu ada yang telah dan belum dikerjakan oleh pemerintahan Zikir. Seperti yang saya kutip dari salah satu situs berita online yang mengabarkan bahwa Zaini Abdullah mendapatkan 10 penghargaan dalam berbagai bidang pembangunan. Dimulai dari bidang penegakan syariat islam sampai kebijakan dalam pendayagunaan TIK untuk pendidikan.
        Ini tak bisa dipandang sebelah mata. Namun demikian, tak perlu busung dada, tak perlu berkacak pinggang dan berlebihan menilai ini sebuah kesuksesan besar. Sementara 4,732 juta mata rakyat aceh masih harap-harap cemas menanti prestasi-prestasi berikutnya. Sekali layar terkembang pantang surut kebelakang. Jangat surut Zikir, jangan pula melemah. Bukankah rakyat Aceh dalam sejarahnya selalu menampilkan heroisme perjuangan. Kita akan mengulang kejayaan pemerintahan masa sultan Iskandar Muda.
        Kita diuntungkan dengan kondisi alam yang indah dengan panorama alam dan keindahan pantainya. Sektor pariwisata jadi satu kunci sakti kesuksesan bila dikelola sungguh-sungguh. Lihatlah alam Aceh terhampar begitu memesona. Meski demikian, jangan lupakan kearifan dan budaya lokal yang islami dan bermartabat. Itulah kabar baiknya.  
      Daerah bekas konflik dengan aneka rupa sisa-sisa peninggalannya memang sulit dikembangkan. Para investor akan berpikir 7 kali untuk melakukan kerjasama dan dalam penanaman modal. Ini jadi salah satu kendala besar pula yang harus ditembus pemerintahan Zikir. Kondisi pertahanan dan keamanan yang merangkak pelan. Jangankan orang luar yang telah dibangun persepsi buruk tentang “ngerinya” Aceh dari media pada masa konflik dan tsunami dulu, diam-diam rakyat Aceh sendiri masih merasa was-was dengan kemanan jiwa satu-satunya yang mereka miliki. Tentu ini jadi PR kita bersama. Selama ini Zikir sudah membangun pondasinya selama 2 tahun dengan bersusah payah. Ini harus ditingkatkan dan didukung. Supaya tak ada darah muslim yang tertumpah begitu saja oleh karena kebencian atau kepentingan tak beradab.

Saya tau dan sangat paham. Semua ini tidak mudah. Tidak selesai dengan hanya sim salabim abra kadabra. Saya yakin selama bintang (baca: impian) itu masih ada dipelupuk mata rakyat Aceh dan pelupuk mata Zikir. Tak ada kata yang tak mungkin. Innallaha ma’ana...
Salam dan sukses untuk Zikir. Selama perjuanganmu berada diatas kebenaran. Kami para penulis blogger dan segenap rakyat mu siap menjadi barisan terdepan dalam mendukung dan membantu mengembalikan Aceh pada kejayaan sesungguhnya. 


2 Responses to "Zikir Dalam Pipet (Dua Tahun Pemerintahan Zikir)"

  1. apa pun yang diusahakan oleh pemerintah kita, yang tak keluar dari koridor syar'i apalagi membangun negeri tentunya rakyat mendukung penuh atas usaha mereka. karena mereka adalah pemimpin kita. seperti kata Allah "utiullaha wa utiu Rasul waulil amrik" taatilah Allah, Rasul dan Pemimpin di antara kamu. "tanda kutip" pemimpin yang shaleh.

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel