Pemkot Subulussalam Tak Tegas Atasi Petasan (Mercon)
Monday, July 22, 2013
Add Comment
Twitter: @DCHabibillah
Subulussalam (21/07/2013) Di bulan Ramadhan sering terdengar letusan-letusan dahsyat yang mengganggu telinga. Mercon menjadi suatu keasyikan bagi sebagian orang dan menjadi momok bagi sebagian lainnya. Tentu bagi penikmat mercon, ini merupakan suatu sensasi yang luar biasa yang dirasakan betapapun orang lain merasa terusik dengan ulah mereka.
Subulussalam (21/07/2013) Di bulan Ramadhan sering terdengar letusan-letusan dahsyat yang mengganggu telinga. Mercon menjadi suatu keasyikan bagi sebagian orang dan menjadi momok bagi sebagian lainnya. Tentu bagi penikmat mercon, ini merupakan suatu sensasi yang luar biasa yang dirasakan betapapun orang lain merasa terusik dengan ulah mereka.
Kebiasaan
membakar mercon benar-benar menjangkiti masyarakat Subulussalam. Mengapa saya
sebut sebagian masyarakat? Sebab, penikmat mercon ini bukan hanya dari kalangan
anak-anak saja, tapi juga digemari oleh dewasa dan orang tua. Mereka semua
bersuka cita meletuskan bunyi-bunyian yang menyakitkan telinga dan mengejutkan
jantung tanpa mengenal waktu disepanjang bulan ramadhan. Puncaknya, saat malam
ke 27 Ramadhan dimana saat seharusnya orang ramai-ramai beribadah dan memenuhi
masjid malah sebaliknya ramai-ramai orang berlomba menyulut mercon dan
menyalakan lilin. Semakin bersar suaranya semakin puas rasa hatinya.
“Anak paman
saya lebih ngeri, sekali ayahnya belanja ke medan satu karung mercon dibelinya.
Ah.. sungguh senangnya kalau saya punya sekarung mercon” ujar AD jujur tanpa
ada rasa sungkan. Ya, kebiasaan membeli mercon sudah benar-benar akut
menghinggapi segenap nafsu didada mereka. Bayangkan saja, orang-orang berduit
tak jarang menghabiskan uang sampai bernilai jutaan hanya untuk membeli mercon
yang akan diletuskan begitu saja. Anak-anak akan merengek dan memaksa meminta
kepada orang tua untuk dibelikan mercon.
Mercon (petasan)
adalah peledak berupa bubuk yang dikemas dalam beberapa lapis kertas, biasanya
bersumbu, digunakan untuk memeriahkan berbagai peristiwa. Sejarah petasan bermula
dari Cina. Sekitar abad ke-9 seorang juru masak secara tak sengaja mencampur
tiga bahan bubuk hitam (black powder) yakni garam peter atau kalium nitrat,
belerang (sulfur), dan arang dari kayu (charcoal) yang berasal dari dapurnya.
Ternyata campuran ketiga bahan itu mudah terbakar. Jika ketiga bahan tersebut
dimasukan ke dalam sepotong bambu yang ada sumbunya yang lalu dibakar dan akan
meletus dan mengeluarkan suara ledakan keras yang dipercaya mengusir roh jahat.
Baru pada saat dinasti Song (960-1279 M) didirikan pabrik petasan.
“Yang kami
sesalkan adalah saat-saat Allah menjanjikan keberkahan di malam lailatul qadar,
eh malah dikotori oleh penghidupan lilin dan semarak suara mercon. Lalu
bagaimana bisa malaikat turun?” seru Ust Aab Syihabudin satu ketika di mesjid
As-Silmi. Kepala sekolah MAN Subulussalam ini sangat menyayangkan kebiasaan
masyarakat menghidupkan mercon.
Di lain tempat
ada salah satu penduduk, tepatnya di desa Dusun Rahmah, Subulussalam Barat yang
berlari-lari sambil berteriak “Tiarap! Tiarap!”. Trauma masa kerusuhan GAM dulu
muncul sontak setelah mendengar dentuman suara mercon bersaut-sautan. Belum
lagi banyak masyarakat yang berusia lanjut yang tidak sanggup jantungnya
menerima suara-suara ledakan membahana. Banyak pula masyarakat yang mengutuk kebiasaan
menyulut mercon.
Sikap
tegas
pemerintah Kota Subulussalam untuk menghentikan ini semua sangat dinanti
masyarakat. Betapa sebenarnya masyarakat membutuhkan suasana yang nyaman
untuk
beribadah di sisa-sisa Ramadhan. Butuh satu aksi nyata pemerintah untuk
memberikan efek jera kepada penikmat mercon. Mengerahkan pengamanan dan
menangkap pelaku serta memberikan treatment khusus. selain itu
pemerintah juga harus melarang penjualan mercon beredar di kota
Subulussalam. Jika hal kecil yang begitu
mengganggu seperti ini saja tidak bisa diatasi. Maka belum tentu
pemerintah
akan mampu menuntaskan menyelesaikan masalah-masalah besar.
Wahai pemerintah Kota Subulussalam, kami butuh sikap tegas dirimu!
0 Response to "Pemkot Subulussalam Tak Tegas Atasi Petasan (Mercon)"
Post a Comment